Teman untuk melipur lara: Hatimu Sama by TheOvertunes
Karena kesedihan perlu dirasakan dan dirayakan.
Tahun 2022 penuh sama kejutan. Bener-bener kayak permen yang dibungkus plastik polos tanpa warna, cuma bisa nebak rasanya dengan mencobanya. Senggaknya, aku berhasil melewati semua tantangan berat yang sebelumnya nggak pernah aku duga; yang bikin aku sedih, bingung, galau, dan apa pun lah yang menyedihkan. Tapi, aku senang aku bisa menyeimbangkannya dengan menemukan dan merasakan hal-hal yang menyenangkan juga.
Ya, it’s quite a balance.
Di saat-saat gamang itulah aku mencoba menenangkan pikiran dan perasaanku. Semua hal-hal yang bikin happy, yang aku suka — aku lakukan demi menurunkan tensi dalam diri. Salah satunya dengan mendengarkan lagu sedih. Biar totalitas sekalian sedihnya, hahaha.
Ada satu lagu favorit yang aku suka dengerin kalau lagi merasa down. Lagunya TheOvertunes, judulnya Hatimu Sama. Aku menemukan lagu ini saat aku masih kuliah di tahun 2018 atau 2019-an. Berawal cuma iseng dengerin salah satu lagunya mereka, terus nggak sengaja nemu lagu ini karena judulnya cukup unik. Kebetulan juga pas banget saat itu aku juga sedang mengalami kesulitan.
The lyrics relate so much to me.
Sebuah surat dariku
Untukmu
Tertulis dari tangan yang sama
Walau berbeda usia
Kuharap kau bahagiaSetiap kata-kataku
Adalah katamu
Dirangkai dengan jiwa yang sama
Di keadaan berbeda
Kuharap hatimu sama
Jadi inget dulu waktu kecil suka nulis diary, tapi masih asal-asalan. Cuma nulis apa yang aku rasakan dan alami di suatu hari. Aku sudah cukup puas bisa mengungkapkannya karena nggak perlu lagi cerita ke orang lain.
Sesederhana itu aku sudah cukup senang. Dunia anak kecil itu nggak neko-neko, nggak perlu rumit dipikirkan. Ditanya nanti mau jadi apa kalau sudah besar, jawabannya simpel: Mau jadi dokter. Tanpa perlu pikir panjang, tanpa perlu berpikir apakah beneran jadi dokter atau nggak nantinya.
Dunia kecil yang penuh harapan, yang nggak pernah mikirin sulitnya menjalani hidup. Oh, I wish I could feel that way once more.
Bila di masa depan kau kehilangan arah
Hidup terasa berat, lupakan dunia
Ingat masa ini, semua bagaikan mimpi
Apapun yang terjadi
Takkan berhenti kau berlari, takkan berhenti kau bermimpi
Nggak nyangka saat sudah beranjak dewasa (usianya), banyak hal datang yang bikin kaget karena merasa … belum siap. Semua yang menyangkut kedewasaan satu per satu menghampiri; pekerjaan, cita-cita, masa depan, sampai urusan percintaan. Kita secara nggak sadar sudah melewati hal itu tanpa belajar dulu. Memang cara belajar terbaik adalah dengan menjalaninya secara langsung, kan?
Kehidupan masa kecil ke masa dewasa ternyata sudah berlangsung secara nggak kita sadari. Masa depan yang kita dengar saat kita masih kecil sudah terjadi sekarang. Persis lirik di atas, semua terasa bagaikan mimpi.
Ternyata, masa depan ini bukan yang kita (atau aku sendiri) bayangkan dulu; yang dengan mudahnya bisa memecahkan masalah, bisa mengendalikan emosi dengan baik, dan bijak dalam bertutur kata serta perilakunya. Tapi, aku belum bisa menjadi yang seperti itu.
Pernahkah kau merasa semangatmu tenggelam, tak ada arti
Melangkah, kau melangkah, semua sia-sia
Mereka tak mengerti, cerita milikmu
Belum mencapai akhirnya, walau terlihat semua sia-siaIngatlah hati kecilku di balik rapuh tubuhmu
Tersimpan satu cahaya, jangan lepaskan
Teruslah bertahan
Bagian favoritku. This is so much related to us, of course.
Aku dan kita semua pasti pernah merasa begitu. Nggak ada lagi sparks buat menjalani rutinitas kita, apalagi setelah mengalami hal yang nggak mengenakan. Itu wajar. Itu nggak apa-apa banget.
Sedih itu emang perlu dirasakan, dinikmati, dan direnungkan. Kalau kata Satu Persen, jangan lawan perasaan sedih yang muncul. Intinya, jangan dipendam dan harus dikeluarkan. Kita nggak tahu kapan “bom” itu meledak, yang tahu-tahu malah berakibat fatal buat kita sendiri dan orang lain. Jadi, lebih baik dilepaskan secepatnya.
Aku termasuk orang yang sulit menunjukkan sedihku ke orang lain, bahkan ke temanku sendiri. Aku lebih sering menyendiri sambil mendengarkan lagu. Lagu ini salah satunya. Bagian ini yang bikin aku lega karena aku bisa mendengar seseorang seolah berkata, “Kamu udah melangkah sejauh ini dan pasti kamu capek. Tapi, orang-orang nggak ada yang mengerti perasaanmu. Semuanya kayak sia-sia aja.” Dan aku secara nggak sadar mengangguk setuju. Lagu ini “manjur” sebagai media penyalur sedihku.
Banyak hal indah yang datang di hidup kita, yang seringkali kita nggak sadar itu memang buat kita; masih bisa bernafas, makan makanan enak, masih bisa melihat awan bergerak—itu semua indah jika kita benar-benar merasakan kehadirannya.
It’s okay not to be okay. Yang penting, jangan lupa buat bangkit dan bahagia lagi, kayak tweet di bawah ini.
Menjadi dewasa = saatnya belajar manajemen waktu. Bahkan saat kita bersedih sekali pun. 😅
Let’s get stronger! Cheers! 💪